Sarasehan & Temu Karya Nasional 2013
Becoming an Outstanding Youth
Generation!
Panggung Sarasehan
Tahun ini Pemuda Buddhayana Indonesia berkumpul dan berkarya dalam acara Sarasehan & Temu Karya Nasional Sekber PMVBI
(Pemuda Buddhayana) 2013 di Provinsi Jawa Timur, di mana Sekber
PMVBI Provinsi Jawa Timur menjadi tuan rumah. Acara yang berlangsung dari tanggal 28 Desember hingga 31 Desember 2013 tersebut diikuti oleh 23 provinsi di Indonesia. Hari ini, 28 September 2013,
berlangsung acara Pembukaan Sarasehan & Temu Karya Nasional (STKN). Tampak diantaranya beberapa tamu penting yang
hadir di acara berskala nasional ini, termasuk Dr. Po (panggilan
akrab Dr. Ponijan Liaw) yang secara langsung menyatakan acara ini berlangsung
dengan megah.
Acara yang sudah berlangsung kesepuluh kali
sepanjang sejarah Sekber PMVBI (Pemuda Buddhayana) di Indonesia ini mengangkat
tema “Becoming an Outstanding Youth
Generation”yang berarti ”Menjadi Generasi Muda yang Luar Biasa”. Diselenggarakan beberapa lomba
temu karya yang diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan diantara para
pemuda Buddhayana, yaitu lomba media informasi komunikasi (STKN Flash News dan I-Blogz), tenis meja, futsal, cerdas tepat Dhamma, Buddhayana Idol, cerita GABI, seni membaca Dhammapada, dan Dhammaduta. Selain itu, akan diadakan permainan catur manusia yang akan masuk ke dalam rekor MURI.
Sebelum memulai acara, anggota Sangha memasuki ruangan bersama Majelis Buddhayana Indonesia dan para pejabat, diantaranya Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata yang mewakili Gubernur Jawa Timur. Acara Pembukaan STKN dimulai pukul 09.45 diawali dengan tarian Bedoyo
Mojopahit Puji Sesanti, tarian penyambutan tamu khas Majapahit, Jawa Timur. Agar acara lancar, pembukaan disertai doa bersama yang dipimpin oleh Y.A. Mahasthavira Nyanamaitri.
Acara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Buddhayana dan Mars Sekber PMVBI. Penyampaian laporan ketua panitia STKN 2013 oleh Upa. Harley Wigoyo, kata sambutan dari Sekretaris Jenderal SEKBER PMVBI (Pemuda Buddhayana) oleh Upa. Suryanto, ketua umum Majelis Buddhayana Indonesia pusat oleh bapak Piandi, dan ketua umum Sangha Agung Indonesia oleh Y.A. Mahathera Nyana Suryanadi. Selain itu Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto memberikan kata sambutan dan membuka acara tersbut dengan pemukulan gong. Para pimpinan dan sesepuh Sangha Agung Indonesia juga
terlihat hadir di acara pembukaan ini. Seperti Y.A. Mahathera Viriyanadi selaku
Dewan Upajjhaya dan Acharya Sangha Agung Indonesia, Y.A Mahasthavira
Nyanamaitri selaku Maha Adhikari Sangha Agung Indonesia, Y.A. Thera
Nyanavijjananda selaku Sangha Agung Indonesia perwakilan Provinsi Jawa Timur
dan anggota Sangha Agung Indonesia lainnya. Mereka memberikan dukungan
penuh untuk Pemuda Buddhayana dan acara STKN, salah satunya dengan membantu
pembangunan gedung di Mahavihara Mojopahit yang digunakan sebagai aula untuk
menampung kurang lebih sekitar 600 peserta yang mengikuti acara ini.
Penyalaan Obor oleh Sdr. Suryanto
Penampilan ke-23 pasangan dari perwakilan tiap kontingen Sekber PMVBI Provinsi menjadi duta bagi acara pembukaan STKN kali ini. Mereka tampil
dengan mengenakan baju daerah masing-masing provinsi yang khas dan unik dan
mencerminkan keberagaman budaya dan adat istiadat di Indonesia yang mencerminkan keberagaman tradisi dalam agama Buddha di Indonesia. Di penghujung acara pembukaan dilakukan prosesi estafet
obor dari para Ketua Sekber PMVBI 23 provinsi kepada Sekretaris Jenderal Sekber PMVBI
Upa. Suryanto diiringi penampilan lagu dan dance
yang terus membakar semangat dalam diri para peserta.
Pada pukul 13.30, diadakan Sarasehan Sesi
I yang diisi oleh Dr. Ponijan Liaw dengan moderator Upa. Johan Tanjung. Dr. Po membagikan pengalamannya dari mengikuti acara nasional yang diadakan Sekber PMVBI pada tahun 1993. Bahkan Dr. Po mengatakan Sekber PMVBI yang membawanya menjadi Komunikator No. 1 dan bergabung di Tenaga Ahli Kementerian Pemuda & Olahraga pada tahun 2009. Banyak yang terinspirasi dan termotivasi dengan “outstanding” yang dimiliki Dr. Po seperti gaya komunikasi dan pengalaman serta wawasan yang dibagikan oleh beliau. Beliau mengutip "hidup terpenting adalah di saat ini". Dari kalimat tersebut, beliau ingin Pemuda Buddhayana memiliki semangat dan mengasah kemampuan agar tidak terpengaruh lingkungan luar. Inti dari sarasehan I ini adalah setiap orang memiliki benih Buddha yang dapat menjadi pedoman bagi kehidupan saat ini.
Pukul 16.00 Sarasehan Sesi II disampaikan oleh Y.A.
Mahathera Viriyaanadi moderator Upa. Hendra Lim. Bhante membawakan materi “Semangat & Perjuangan Mahavihara Mojopahit”. Melalui cerita dan napak tilas sejarah kerajaan Mojopahit (Majapahit), kami dapat merasakan semangat dan perjuangan Bhante sesungguhnya, yang kami rasa sebagai sisi outstanding Beliau. Kami juga memperoleh penjelasan arsitektur Dhammasala Vihara Mojopahit yang mirip dengan rumah adat Jawa mengandung unsur ajaran Buddha, yaitu 4 tiang dalam melambangkan 4 kesunyataan mulia, 8 tiang samping melambangkan 8 jalan utama, 5 tangga melambangkan Pancasila, dan atap 3 tingkat melambangkan Triratna. Bhante menjelaskan dengan sangat rinci sehingga para Pemuda Buddhayana dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap sejarah dan budaya Indonesia.
Kontingen Provinsi Jawa Barat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar